20/01/2011

Negeri Panjat Pinang

     Lelahku tak kunjung hilang. Sore ini tak banyak bersinar matari. Awan masih malu mengeluarkan air matanya. Malam ini sepertinya akan ada badai. Tapi hanya dugaan orang saja, Tak tahu benar adanya. Tapi yang pasti badai telah terlebih dulu mengguncang hidupku.
     Inilah aku. Pemuda bodoh yang hanya bisa bernyanyi dipinggir jalan. Mengambil gitar, lalu bernyanyi seadanya. Bodoh. Ya, tak lebih dari itu.
     Kata mereka tidak ada orang bodoh. Yang ada hanyalah orang2 yg tak mendapat kesempatan. Yang ada hanya orang2 yang tak mendapat pengajaran. Yang ada hanyalah orang2 yg tidak beruntung. Yah, apapun itu, toh aku memang bodoh. Selalu begitu..
     Apalah semua ini. Mungkin benar ini cuma nasib. Sama seperti babi yang cuma pasrah dimakan singa karena tak bisa terbang. Lalu mereka tertawa. Menikmati saat sekarat sang babi menahan sakit. Hanya karena dilahirkan tak bisa terbang.
     Tapi aku bukan babi, BUNG! Yang hanya bisa kalian injak-injak. Yang hanya bisa kalian tertawakan. Lihatlah kebawah wahai manusia. Kalian lah yang membuat aku mengerang kesakitan. Kalian lah manusia-manusia pintar, yang membuat otak kami terbelenggu dalam kegelapan. Dengarlah erangan kepedihanku. Lihatlah aku, kalau kalian memang benar-benar manusia..
"Negara ini negeri panjat pinang, bagaimana nikmatnya berada diatas sambil menginjak-injak yang lain dan yang dibawah dibiarkan saja menderita" -Ethos AHM-




   

No comments:

Post a Comment