04/12/2010

Ironi Sang Wakil Rakyat (?)

23.45 Setahun lalu
Jantung mereka berdegup kencang,mata mereka terpana melihat perkembangan proses perhitungan suara  pemilu Caleg.
09.45 Keesokan harinya.
Sebagian mereka menangis. Stress. Gila. Mungkin karena malu. Atau juga kesal karena perjuangan berbulan-bulan tak menghasilkan apa-apa. Atau mungkin karena mereka tahu kalau mereka tak sanggup membayar hutang setumpuk itu yang mereka pinjam untuk dana kampanye. Tidak ada yang tahu pasti. Hanya hati mereka dan Tuhan di atas sana yang tahu.
13.00
Sebagian lainnya bersembah sujud kepada Tuhan karena telah memberikan mereka kesempatan untuk berkarya. Mengadakan pengajian di Masjid, berdoa di Gereja, dan berbagai ritual penghambaan lainnya.
19.00
Sebagian terakhir ini berpesta di halaman rumah mereka,di hotel mewah, atau di villa pribadi. Semuanya tertawa gembira. Mereka tahu masa depan mereka didunia sudah terjamin. Uang tidak akan menjadi masalah. Hutang pun akan mereka lunasi dalam 1 tahun. Selamat untuk mereka.
Hari ini
Saya, korban gempa dan tsunami. Saya lelah tidak berdaya. Saya kurus,sakit, tdk terurus. Kemana mereka sekarang? Padahal setahun lalu saya memberikan kepercayaan pada mereka yang sekarang duduk dlm gedung megah diruang ber-AC. Namun mereka tersebut memilih untuk pergi, meninggalkan saya sendiri, tanpa perhatian. 
Mengapa tidak setahun lalu saja gempa ini terjadi. Supaya saya tidak usah repot-repot memberikan suara saya. Supaya saya tidak menyesali keputusan saya. Supaya KALAH saja mereka sekalian!! Mungkinkah saya telah salah mempercayai orang? Atau mungkin memang tidak ada lagi orang yang bisa saya harapkan? 

4 comments: